Ketua Aliansi Untuk Ate-Lael Jawab Tudingan Miring Terhadap Dirinya Pasca Jadi "Teman Jeriko"
Christo M T Kolimo sedang menjadi perbincangan di media sosial. Kali ini, bukan karena demo berjilid-jilid yang ia pimpin untuk perjuangkan keadilan bagi korban pembunuhan Ibu dan anak, di Kupang, namun, karena memilih mendukung Jefri Riwu dan menjadi teman Jeriko.
Keberpihakkan Christo M T Kolimo dikomentari negatif oleh beberapa akun di medsos. Salah satunya, Christo dituding memakai standar ganda dalam mengartikan keadilan.
Hal itu pun langsung direspon oleh Christo M T Kolimo memalui postingannnya seperti berikut ini:
Pilihan politik itu tidak serta Merta merubah identitas diri: saya aktivis yang belajar di GMKI, proses di KNPI NTT, punya usaha kecil bidang property, kerja pada LSM, ketua di Organisasi, relawan dibeberapa tempat, sudah berpihak pada politik sejak usia 18 th- skrg 32 th.Mengambil peran politik sebagai relawan sejak tahun 2010. Pernah menjadi Ketua Komunitas Katong Jokowi 2019-2020, bahkan pimpin pawai kemenangan Jokowi di Kota Kupang sesaat setelah coblos di TPS. Tahun 2018 mengambil peran sebagai timses Marianus Sae-Emy Nomleni, 2019 bersama beberapa orang caleg. Sepanjang peran2 politik itu saya lakukan, identitas saya sebagai Aktivis tidak pernah hilang. Tetap menyala walau banyak cara orang lakukan untuk bisa padamkan. Itu melekat seperti daging dan tulang.Pernah saya tulis "Diluar profesi kita apapun itu, kalo terlahir sebagai aktivis kita punya kewajiban moral. Kewajiban untuk menempatkan hidup kita dan keberadaan kita diharuskan kepentingan masyarakat. Dan berdiri bersama rakyat melawan musuh "ketidakadilan dan kesewenang-wenangan". Masyarakat membenci kita atau mencintai kita tidak ada bedanya. Tugas aktivis mutlak bagi masyarakat."Jadi untuk tuan-nyonya yang jadi pemegang kuasa penuh di grup2 walaupun akun palsu, saya tidak ada urusan dengan kalian karena NALURI AKTIVIS saya bukan terbentuk dari proses politik 1 malam. Bahkan ketika memberi diri dalam perjuangan, tidak ada satupun dari Kalian yang ikut berjuang selain di medsos. Kalian jangan pakai standar ganda dalam setiap postingan, apalagi kepada orang yang tidak sejalan dengan kalian. Semua dihina habis-habisan. Kelakuan kalian tidak beda jauh sama tersangka Penkase "psyco".Saya sebenarnya tidak mau menanggapi, tapi nanti akan jadi proses pembelajaran yang tidak betul, apalagi soal politik. Kasihan generasi penerus diajarkan dengan cara yang tidak wajar "membuli - membenci - menghina - mencaci" saat hasrat kepentingan kalian tidak tersalurkan. Menghargai Hak Politik Orang lain adalah Kemanusiaan.Belum juga lama bergabung, sudah dititipkan pesan2 yang sebenarnya bisa disampaikan sendiri. Ampun, saya cuma relawan kecil diujung jalan. Nanti kalau sudah ada ruang, pasti saya bicara. Saya bukan tipe orang yang kalian pikirkan. Jangan lupa ngopi kaks....Kesempatan yang sama, kalau pilihan saya tidak sesuai keinginan kalian, saya mohon maaf. Ini keputusan pribadi, tidak ada kaitannya dengan aliansi dan organisasi manapun. Bahkan saya sudah minta ijin kepada para ketua yang tergabung dalam aliansi. Perjuangan Kemanusiaan tetap berlanjut.Sabtu, 18 Juni 2022Salam damai