Janji Beasiswa Luar Negeri Bagi 10.000 Anak NTT, Tapi Realisasinya Disuruh Pinjam Dari Bank NTT
Janji-janji Kampanye Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat hingga menjelang akhir masa Jabatan, hampir 100 persen tak bisa ditepati.
- Dalam waktu 5 Tahun, akan ada 10.000 anak muda NTT mendapat beasiswa pendidikan formal dan keterampilan ke luar negeri.
- Masalah perdagangan manusia di NTT diberantas
- Tiap kabupaten (22 kabupaten) akan ada pusat atau balai pelatihan kerja
- Di Rote ndao akan ada sekolah tinggi pelayaran
- Jalan-jalan di NTT akan segera di bangun dan ditingkatkan kualitasnya
- Di tiap desa, akan ada posko informasi untuk melacak dan menyebarkan adanya informasi darurat
- Lapangan pekerjaan terbuka untuk seluruh masyarakat desa di NTT
- NTT akan menjadi penghasil garam terbesar di tanah air
- Seluruh masyarakat NTT akan menikmati air bersih, tak warganya harus masak air.
- Puskesmas terapung di daerah terpencil
- NTT akan mempunyai industri perikanan di sepanjang laut Flores
Menurut Linus, siapapun lulusan SMA/SMK di NTT bisa mengikuti program ini, asalkan usianya tidak lebih dari 35 tahun.
“Polanya kemitraan dengan Bank NTT. Ini hal dan inovasi baru yang coba diterobos oleh pemerintah,” kata Linus Lusi kepada wartawan di Kupang, Selasa, 2 Mei 2023 siang.
Linus Lusi menjelaskan, masyarakat tidak perlu khawatir terkait pembiayaan program ini, karena Bank NTT sudah siap mendukung dengan dana senilai Rp 50 Juta lebih per orang tanpa jaminan, dengan bunga 0%.
Dana itu, kata Linus, untuk membiayai item-item pembiayaan meliputi pembuatan visa, passport, dan biaya-biaya lainnya.
“Setelah selesai, para lulusan bisa bekerja sambil mencicil kembali pinjaman di Bank NTT, ” bebernya.
Pola yang kedua, lanjut Linus, orang tua yang mampu, silahkan menyerahkan dana sebesar Rp 50 juta lebih dan selesai.
“Tetapi ada yang tidak mampu, bisa melakukan peminjaman,” jelasnya.
Linus menyampaikan, saat ini sudah ada sejumlah mahasiswa yang datang ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, dan menyatakan niatnya mengikuti program tersebut.
Total jumlah peminat hingga saat ini mencapai lebih dari 100 orang, namun mereka harus mengikuti kursus Bahasa Jerman dengan mendaftar melalui Global Katalyst.
“Sistem gajinya di sana sudah besar semua. Antara Rp16 Juta sampai Rp30 Juta, dan Rp 40 Juta sampai Rp60 Juta kalau sudah pada tingkat tertentu,” ungkap Linus